Banyak pemilik website, terutama pengguna WordPress, sering mengabaikan aspek keamanan situsnya. Padahal, sebagian besar serangan siber justru datang dari plugin yang tidak diperbarui tepat waktu.
Dalam dunia keamanan digital, ada dua istilah penting yang sering disebut: Zero Day dan CVE. Artikel ini akan membantu kamu memahami arti kedua istilah itu dan bagaimana kaitannya dengan keamanan plugin WordPress.
Zero Day adalah celah keamanan (vulnerability) pada software yang belum diketahui oleh pengembang atau vendor. Karena belum terdeteksi, belum ada patch atau pembaruan keamanan, sehingga hacker bisa mengeksploitasinya sebelum tim developer sempat memperbaiki.
Istilah “zero day” berarti pengembang memiliki nol hari untuk menambal celah sejak serangan pertama kali terjadi.
CVE adalah sistem identifikasi resmi yang mencatat dan memberikan nomor unik pada setiap celah keamanan yang sudah diketahui publik.
Contohnya:
CVE dikelola oleh MITRE Corporation dan didukung oleh NIST, agar peneliti keamanan, vendor, dan pengguna memiliki bahasa yang sama dalam melaporkan serta membahas kerentanan.
Setelah celah Zero Day dipublikasikan secara terbuka, biasanya celah tersebut akan diberi nomor CVE.
Tidak selalu.
Beberapa CVE masih berstatus “Reserved”, artinya ID sudah dibuat tapi detail dan patch belum dirilis.
Sedangkan status “Published” menunjukkan bahwa detail sudah diumumkan ke publik, meski perbaikan mungkin belum tersedia.
Jadi, keberadaan CVE bukan jaminan situs kamu sudah aman — ia justru menandakan bahwa kamu perlu segera memperbarui plugin atau sistem yang terdampak.
Untuk plugin WordPress, alur umumnya seperti ini:
Biasanya butuh waktu 2–6 minggu sejak celah ditemukan hingga CVE dipublikasikan. Jika pengembangnya sigap, proses ini bisa lebih cepat dari dua minggu.
Melakukan update plugin setiap dua minggu sudah termasuk langkah proaktif. Mayoritas exploit terhadap WordPress terjadi karena plugin yang tidak diperbarui selama berbulan-bulan.
Namun, untuk situs yang menyimpan data pelanggan atau transaksi penting, update dua minggu sekali kadang masih terlambat — terutama jika serangan menyebar cepat.
Kelebihan Auto-Update
Kekurangan Auto-Update
| Komponen | Saran |
|---|---|
| WordPress Core (minor update) | Auto-update ON |
| WordPress Core (major update) | Manual, tunggu versi stabil |
| Plugin besar & tepercaya | Auto-update ON |
| Plugin kecil atau custom | Manual update |
| Theme aktif/custom theme | Manual update |
| Backup otomatis | Wajib diaktifkan |
Gunakan alat seperti WPvivid, ManageWP, atau MainWP untuk backup otomatis sekaligus rollback jika update menyebabkan error.
Keamanan WordPress bukan hanya soal seberapa sering kamu memperbarui situs, tapi seberapa cepat kamu menanggapi munculnya celah keamanan.
Dengan kombinasi:
kamu bisa menjaga situs WordPress tetap aman, responsif, dan siap menghadapi ancaman Zero Day maupun CVE baru yang terus bermunculan.
