Mitra Website Indonesia
Home » WordPress » Memahami Zero Day, CVE, dan Pentingnya Update Plugin di WordPress

Memahami Zero Day, CVE, dan Pentingnya Update Plugin di WordPress

Banyak pemilik website, terutama pengguna WordPress, sering mengabaikan aspek keamanan situsnya. Padahal, sebagian besar serangan siber justru datang dari plugin yang tidak diperbarui tepat waktu.

Dalam dunia keamanan digital, ada dua istilah penting yang sering disebut: Zero Day dan CVE. Artikel ini akan membantu kamu memahami arti kedua istilah itu dan bagaimana kaitannya dengan keamanan plugin WordPress.

Apa Itu Zero Day?

Zero Day adalah celah keamanan (vulnerability) pada software yang belum diketahui oleh pengembang atau vendor. Karena belum terdeteksi, belum ada patch atau pembaruan keamanan, sehingga hacker bisa mengeksploitasinya sebelum tim developer sempat memperbaiki.

Istilah “zero day” berarti pengembang memiliki nol hari untuk menambal celah sejak serangan pertama kali terjadi.

Mengapa Zero Day Berbahaya?

  • Belum terdeteksi oleh antivirus atau firewall biasa.
  • Dapat dimanfaatkan untuk menyebar ransomware, malware, atau mengakses data secara ilegal.
  • Sering dijual di pasar gelap karena bernilai tinggi bagi pelaku kejahatan siber.

Apa Itu CVE (Common Vulnerabilities and Exposures)?

CVE adalah sistem identifikasi resmi yang mencatat dan memberikan nomor unik pada setiap celah keamanan yang sudah diketahui publik.
Contohnya:

  • CVE-2024-12345

CVE dikelola oleh MITRE Corporation dan didukung oleh NIST, agar peneliti keamanan, vendor, dan pengguna memiliki bahasa yang sama dalam melaporkan serta membahas kerentanan.

Hubungan Antara CVE dan Zero Day

  • Zero Day: celah belum diketahui publik.
  • CVE: celah sudah diumumkan dan didaftarkan secara resmi.

Setelah celah Zero Day dipublikasikan secara terbuka, biasanya celah tersebut akan diberi nomor CVE.

Apakah CVE Berarti Sudah Diperbaiki?

Tidak selalu.
Beberapa CVE masih berstatus “Reserved”, artinya ID sudah dibuat tapi detail dan patch belum dirilis.
Sedangkan status “Published” menunjukkan bahwa detail sudah diumumkan ke publik, meski perbaikan mungkin belum tersedia.

Jadi, keberadaan CVE bukan jaminan situs kamu sudah aman — ia justru menandakan bahwa kamu perlu segera memperbarui plugin atau sistem yang terdampak.

Proses Publikasi CVE pada Plugin WordPress

Untuk plugin WordPress, alur umumnya seperti ini:

  1. Peneliti keamanan menemukan bug atau celah.
  2. Mereka melapor ke pengembang plugin.
  3. Pengembang menyiapkan patch dan merilis update.
  4. CVE dipublikasikan setelah patch tersedia atau tenggat waktu disclosure habis.

Biasanya butuh waktu 2–6 minggu sejak celah ditemukan hingga CVE dipublikasikan. Jika pengembangnya sigap, proses ini bisa lebih cepat dari dua minggu.

Seberapa Aman Update Plugin Setiap Dua Minggu?

Melakukan update plugin setiap dua minggu sudah termasuk langkah proaktif. Mayoritas exploit terhadap WordPress terjadi karena plugin yang tidak diperbarui selama berbulan-bulan.

Namun, untuk situs yang menyimpan data pelanggan atau transaksi penting, update dua minggu sekali kadang masih terlambat — terutama jika serangan menyebar cepat.

Rekomendasi Frekuensi Update

  • Situs biasa: update setiap 2 minggu sudah cukup.
  • Situs penting (e-commerce, perusahaan, instansi): update mingguan atau aktifkan auto-update untuk plugin terpercaya.

Auto-Update di WordPress: Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan Auto-Update

  • Patch keamanan langsung diterapkan tanpa menunggu.
  • Tidak perlu update manual setiap kali versi baru keluar.
  • Lebih cepat menutup celah Zero Day.
  • Kamu selalu memakai versi plugin dan core WordPress terbaru.

Kekurangan Auto-Update

  • Potensi konflik antar plugin atau error pada tema.
  • Tidak ada tahap testing sebelum update dijalankan.
  • Kurang cocok untuk plugin kecil atau versi khusus (custom).
  • Minim kontrol atas waktu dan isi update.

Strategi Ideal untuk Auto-Update yang Aman

KomponenSaran
WordPress Core (minor update)Auto-update ON
WordPress Core (major update)Manual, tunggu versi stabil
Plugin besar & tepercayaAuto-update ON
Plugin kecil atau customManual update
Theme aktif/custom themeManual update
Backup otomatisWajib diaktifkan

Gunakan alat seperti WPvivid, ManageWP, atau MainWP untuk backup otomatis sekaligus rollback jika update menyebabkan error.

Praktik Terbaik Keamanan WordPress

  • Aktifkan backup otomatis sebelum melakukan update.
  • Gunakan plugin keamanan seperti Wordfence, Patchstack, atau WPScan.
  • Hapus plugin yang tidak digunakan.
  • Gunakan staging site untuk menguji update besar.
  • Pantau terus berita keamanan WordPress dan update CVE terbaru.

Kesimpulan

Keamanan WordPress bukan hanya soal seberapa sering kamu memperbarui situs, tapi seberapa cepat kamu menanggapi munculnya celah keamanan.

Dengan kombinasi:

  • Auto-update selektif,
  • Backup otomatis, dan
  • Pemantauan keamanan aktif,

kamu bisa menjaga situs WordPress tetap aman, responsif, dan siap menghadapi ancaman Zero Day maupun CVE baru yang terus bermunculan.

Masih ragu atau punya kendala dengan website kamu?
Tenang, tim Mitra Website Indonesia siap bantu kamu menemukan solusi terbaik, gratis tanpa komitmen.
Penulis
Akah
Akah adalah WordPress developer dan problem solver di balik Mitra Website Indonesia. Berawal dari komunitas WordPress Bogor, ia kini membantu UMKM tampil profesional dengan solusi website cepat dan efisien.

Daftar Isi

Mitra Website Indonesia
Solusi digital terpercaya untuk UMKM dan bisnis lokal. Kami menghadirkan website custom, optimasi SEO, dan artikel berkualitas dengan teknologi AI.
Kontak
© 2025 Mitra Website Indonesia. All rights reserved.
Made with ❤️ in Bogor for Indonesia.
© 2025 Mitra Website Indonesia. All rights reserved.
Made with ❤️ in Bogor for Indonesia