Banyak pelaku UMKM di Indonesia memulai usaha dengan semangat tinggi. Tapi sayangnya, semangat itu sering padam di tengah jalan.
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, sebagian besar usaha kecil berhenti beroperasi dalam 2–3 tahun pertama.
Kenapa hal ini bisa terjadi?
Apakah karena modal yang kurang, pesaing yang terlalu banyak, atau karena pasar yang sulit ditebak?
Faktanya, banyak UMKM gagal bukan semata karena uang, tapi karena cara berpikir dan cara mengelola bisnisnya.
Berikut lima penyebab utama kenapa banyak UMKM berhenti di tengah jalan — dan bagaimana kamu bisa menghindarinya.
(Nomor 3 paling sering terjadi tanpa disadari!)
Banyak pelaku UMKM memulai usaha tanpa rencana matang. Mereka tahu ingin jualan apa, tapi tidak tahu ke mana arah bisnisnya.
Contohnya, banyak orang membuka usaha makanan atau pakaian hanya karena “lagi tren” tanpa menghitung modal, biaya operasional, dan strategi jangka panjang.
Padahal, rencana bisnis tidak harus rumit.
Cukup jawab tiga pertanyaan sederhana:
Tanpa rencana yang jelas, usaha akan berjalan tanpa arah dan mudah goyah saat menghadapi tantangan.
🟢 Tips:
Mulailah dengan business plan sederhana atau business model canvas. Tulis ide, target, dan langkah-langkah kecil yang bisa kamu jalankan setiap minggu.
Salah satu kesalahan paling umum adalah mencampur uang pribadi dengan uang usaha.
Akibatnya, kamu tidak tahu apakah bisnismu benar-benar untung atau sebenarnya rugi.
Banyak UMKM terlihat sibuk dan ramai pelanggan, tapi secara finansial justru merugi karena tidak ada pencatatan yang rapi.
🟢 Tips:
Pisahkan rekening pribadi dan rekening bisnis.
Gunakan aplikasi pencatatan sederhana seperti BukuWarung, Majoo, atau Catatan Excel.
Dengan begitu, kamu bisa melihat arus kas dengan jelas dan membuat keputusan berdasarkan data, bukan perasaan.
Inilah penyebab paling sering dan paling fatal.
Banyak pelaku UMKM berhenti bukan karena produknya buruk, tapi karena pemiliknya menyerah terlalu cepat.
Penjualan turun sedikit, langsung putus asa. Padahal, setiap bisnis pasti mengalami pasang surut.
Mungkin bukan usahanya yang salah, tapi strategi yang perlu disesuaikan:
🟢 Tips:
Kalau penjualan menurun, jangan langsung tutup usaha. Evaluasi dulu tiga hal:
Kadang perubahan kecil bisa membawa hasil besar.
Dunia berubah cepat, apalagi di era digital.
Sayangnya, banyak UMKM masih bertahan dengan cara lama karena takut mencoba hal baru.
Contohnya:
🟢 Tips:
Ikuti pelatihan gratis, webinar, atau belajar dari YouTube tentang bisnis dan pemasaran digital.
Setiap kali kamu belajar hal baru, kamu menambah daya tahan bisnis kamu sendiri.
Saat baru mulai, semua hal bisa kamu kerjakan sendiri. Tapi begitu bisnis tumbuh sedikit, kamu butuh sistem dan tim.
Tanpa sistem kamu akan kewalahan, mulai dari produksi, stok, hingga pelayanan pelanggan.
Banyak UMKM berhenti karena pemiliknya kelelahan dan tidak bisa mendelegasikan pekerjaan.
🟢 Tips:
Bagi tugas dengan jelas, walau kecil.
Gunakan alat bantu sederhana seperti Google Sheet untuk mencatat pesanan atau stok.
Semakin terstruktur sistemmu, semakin mudah bisnis berkembang.
Setiap UMKM kini butuh jejak digital. Website, media sosial, dan Google Bisnisku bisa jadi etalase 24 jam untuk produk kamu.
Tanpa kehadiran digital, bisnis mudah dilupakan.
Banyak UMKM berhasil bertahan karena pelanggan bisa menemukan mereka secara online, bukan karena produknya paling mahal.
🟢 Tips dari Mitra Website Indonesia:
Mulailah dari langkah kecil, seperti buat profil usaha di Google, tampilkan testimoni, dan unggah foto produk yang menarik.
Kalau sudah siap, bangun website sederhana agar pelanggan bisa lebih percaya.
Ingat, website bukan biaya, tapi investasi jangka panjang.
Setiap usaha pasti menghadapi masa sulit.
Yang membedakan pengusaha sukses dan yang berhenti adalah ketekunan dan kemampuan beradaptasi.
Jangan tunggu sempurna untuk mulai, tapi jangan berhenti hanya karena belum sempurna.
Kalau kamu sedang berjuang dengan bisnismu sekarang, jangan menyerah.
Kamu selalu bisa belajar, memperbaiki strategi, dan tumbuh lebih kuat.